Rabu, 26 Desember 2007

An Intro

Titik Nadir berarti titik paling rendah. Istilah ini biasa digunakan untuk menggambarkan ketidakberdayaan dan keterpurukan manusia dalam menghadapi permasalahan hidup. ”Sudah jatuh tertimpa tangga”, demikian satu pribahasa yang kurang lebih bisa menggambarkan arti dari Titik Nadir.

Adapun di dalam album ini, istilah Titik Nadir digunakan untuk menggambarkan keterpurukan dan ketidakberdayaan manusia di hadapan Sang Pencipta, bukan dalam menghadapi permasalahan hidup atau urusan duniawi. Dialah Allah, Yang Maha Memiliki segala kekuasaan dan ilmu atas segala sesuatu. Kepandaian, kekuatan dan kesombongan manusia tak memiliki arti jika dibandingkan dengan kekuasaan-Nya.

Titik Nadir juga bermakna sujud; menyujudkan hati dengan serendah-rendahnya di hadapan Pencipta Yang Maha Tinggi agar bisa melihat kebesaran Sang Maha Pencipta yang sebesar-besarnya. Dengan demikian, maka raga pun akan turut bersujud dengan menghilangkan segala ego dan kesombongan, bahkan dengan menempatkan otak dan kepala lebih rendah daripada pantat, tempat manusia membuang hajat.

Titik Nadir juga bermakna kesadaran bahwa segala apa yang ada di langit dan di bumi senantiasa patuh dan taat menjalankan titah Sang Pencipta seraya bertasbih dan memuji-Nya. Kesadaran ini diikuti pula dengan pengakuan bahwa ketika seluruh jagat raya patuh, taat dan bertasbih kepada-Nya, ternyata manusia masih terus saja melakukan dosa. Oleh karenanya, Titik Nadir juga bermakna permohonan ampun manusia kepada sang Pencipta.

Crew Album Titik Nadir

Concept, Songs, Lyrics & Arrangement: Agung_k_suari
Co-Arrangers: Ramadhania & Agus Mulya, Violin: Ramadhania
Angklung Orchestra: SMP 44 & SMP 28 Bandung
Conductor: Agus Mulya
MIDI, Electric Guitar, Piano & other musical instruments: Agung_k_suari
Vocals: Agung_k_suari & Choir SMP 44 Bandung
Recording, Mixing & Mastering:
Tafakur Recording Studio, Home & Mobile Series

Produced by Tafakur Recording Studio
Supported by Koperasi Syariah Alumni ESQ (KOSAE)Jabar

CONTACTS:

Product Distribution
Bp. Otje (KOSAE Jabar) HP. 08562132858
Bp. Dodi (KOSAE Jabar) HP. 08122053152
Ibu Ratna (SMP 44 Bdg) HP. 081321606060
Bp. Agus Mulya (SMP 28 Bdg) HP. 08121404613
Percikan Iman Jl. Paledang 25 Bandung Telp. (022) 4232972

Show & Artist Management
Bp. Yusuf (SMP 44) HP. 0811216170

Agung_k_suari
0818629928

DOA IBU

Doa Ibu aliri darahku
Cinta ibu basuhi ragaku
Senyum Ibu damaikan hatiku
Tangis Ibu menyayat jiwaku

Hari ini aku bisa tersenyum
Karena dahulu Ibu pernah menangis
Hari ini aku bisa tertawa-tawa
Karena dahulu Ibu pernah mengerang kesakitan
Hari ini aku bisa merasakan kenikmatan
Karena dahulu Ibu pernah mempertaruhkan nyawa

Ya Robbi ...
Limpahkanlah karunia dan ampunan-Mu kepada ibuku
Sayangilah ia sebagaimana ia menyayangiku ketika aku kecil

CERITA HATI

Wahai saudaraku …
Tolong ceritakan kepadaku sebuah kisah

Kisah yang tentunya bukan hanya sebuah kisah
Kisah yang dapat memberi kedamaian dalam hatiku
Kisah yang dapat membasahi sanubariku
Kisah yang dapat menyuburkan nuraniku

Ceritakanlah kepadaku
Bukan untuk telingaku
Bukan untuk akalku
Bukan untuk otakku

Tetapi untuk hatiku
Tetapi untuk nuraniku
Tetapi untuk 'aku’

LEGENDA SANG WAKTU

Ketika sebuah pesawat jet reguler mendarat di bulan
Seorang pemuda sedang duduk di salah satu puncak bukit di sana
Memandangi pergantian siang dan malam di bumi
Menghitung pergantian waktu

Ia berkata ...

Hai waktu, selama ini aku selalu bersamamu
meski tak pernah menyapamu
Sekarang, ajarilah aku sesuatu!

Lalu sang waktu pun berkata ...

Wahai anak muda, kemarin bukanlah kemarin tanpa hari ini
Hari ini adalah besoknya kemarin dan kemarinnya besok
Besok selalu setelah hari ini

Adalah sulit mengatakan 'sekarang'
Dengan mengatakannya, maka 'sekarang' itu menjadi masa lalu
Namun masa lalumu selalu menjadi apa adanya kamu sekarang
Dan apa adanya kamu sekarang akan menjadi masa depanmu

Jangan kau katakan hari esok takkan datang
Karena ketahuilah bahwa ia akan menghampirimu
Tahukah kamu bagaimana keadaanmu di hari esok?
Pasti tidak, kecuali Sang Pengatur Waktu

Untungnya, kamu telah tahu
Bagaimana keadaanmu di hari esok
Berawal dari bagaimana usahamu di hari ini

PERJALANAN PULANG

Ber-ikhtiar sekuat Hajar
Dibalut semangat tanpa pudar
Berpayung terik panas nan berpijar
Teruntuk seorang Ismail yang kian tegar

Terhanyut syahdu dalam pusaran
Tenggelam diri dalam penghambaan
Di antara berjuta nan padu dalam tujuan

Bersama rembulan yang lingkari bumi
Bersama bumi yang mengelilingi mentari
Bersama matahari yang membentuk galaksi
Bersama atom yang tetap setia pada sang inti

Sucikan diri dalam balutan putih tak berjahit
Lepaskan beribu topeng yang menghimpit
Setara bersama tak ada satu melejit
Relakan dunia yang kian sempit


Bersujud di tempat Muhammad bersujud
Bisikkan rindu cinta dalam khusuk tahajud
Berharap terlelap mimpi jumpa dalam wujud

Melepas dahaga dengan air penuh doa
Basuhi sepenuh wajah segarkan jiwa
Tak surut meski bermilyar meminta
Suburkan nurani, cita, dan cinta

Ya Robbi ... aku datang memenuhi panggilan-Mu
Ya Robbi ... aku datang memenuhi panggilan-Mu
Ya Robbi ... kami datang memenuhi panggilan-Mu

KEMENANGAN SEJATI

Apabila peperangan yang besar bukanlah Perang Badr
Maka kemenangan sejati bukanlah mengalahkan lawan
Apabila peperangan yang besar adalah memerangi hawa nafsu
Maka kemenangan sejati adalah menundukkan diri sendiri

Adalah ketika sang jiwa menguasai sang raga
Adalah ketika sang raga menginsyafi kesalahan
Adalah ketika sang jiwa tak diperbudak sang raga
Adalah ketika sang raga mengikuti kesucian jiwa

Adalah ketika antar jiwa saling menyinari
Adalah ketika antar raga saling memberi cahaya
Adalah ketika antar jiwa saling memberi kedamaian
Adalah ketika antar raga saling menyelamatkan

Dan Sang Maha Pencipta pun telah mewasiatkan ...
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan
dan kamu lihat manusia masuk agama Allah
dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan
memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat

(Bila kemenangan jiwa tlah tiba,
bersyukur kita pada Yang Kuasa)

TERBANG KE UFUK

Melintasi awan nan berarakan
Menembus angin nan berhembusan
Menyambut mentari nan menghangatkan

Terbang dalam kebebasan, terbang dalam tuntunan
terbang dalam keyakinan

Menerbangkan nurani menuju ufuk penghambaan
Menghambakan diri kepada Sang Maha Pemberi Ampunan
Melayangkan hati dalam harmoni semesta Yang Dia ciptakan

Seperti burung yang bertasbih dengan mengepakkan sayapnya
Seperti gunung yang terus berdzikir bersama Daud Sang Nabi
Seperti air yang mengalir jatuh karena takut Sang Pencipta
Seperti awan yang melayang taati titah Sang Pengatur

TITIK NADIR

Titik nadir adalah hati yang menjerit
Titik nadir adalah hati yang terbang
Titik nadir adalah hati yang damai
Titik nadir adalah hati yang sadar

Menenggelamkan hati dalam ceruk penghambaan
Merendahkan hati dalam ujung ketidakberdayaan
Membuka hati menuju cakrawala kesadaran

Di atas bumi, di atas bulan, di atas bintang, semua berdzikir
Memuji Dia, patuhi Dia, muliakan Dia Yang Tak Berakhir
Sedang manusia terus berdosa lupakan Dia Yang Kuasa
Ampuni Ya Robbi kesalahan ini

NIKMAT MANA

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Begitulah ...
Berulangkali pertanyaan dan sindiran itu diungkapkan
Dan berulangkali pula manusia terus mendustakan

Mendustakan dengan tiada syukur yang terucapkan
Mendustakan dengan mengulangi kesalahan
Mendustakan dengan melupakan Tuhan

Nikmat mana kau dustakan?
Nikmat mana kau dustakan?
Nikmat mana kau dustakan?

SEMILIR DOA

Ya Tuhan kami
janganlah Engkau jadikan hati kami
condong kepada kesesatan
sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami

Karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau
karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi karunia

Ya Tuhan kami
kami telah menganiaya diri kami sendiri
jika Engkau tidak mengampuni kami
dan memberi rahmat kepada kami
niscaya pastilah
kami termasuk orang-orang yang merugi

Ampunilah kami Ya Robbi ...