Rabu, 26 Desember 2007

An Intro

Titik Nadir berarti titik paling rendah. Istilah ini biasa digunakan untuk menggambarkan ketidakberdayaan dan keterpurukan manusia dalam menghadapi permasalahan hidup. ”Sudah jatuh tertimpa tangga”, demikian satu pribahasa yang kurang lebih bisa menggambarkan arti dari Titik Nadir.

Adapun di dalam album ini, istilah Titik Nadir digunakan untuk menggambarkan keterpurukan dan ketidakberdayaan manusia di hadapan Sang Pencipta, bukan dalam menghadapi permasalahan hidup atau urusan duniawi. Dialah Allah, Yang Maha Memiliki segala kekuasaan dan ilmu atas segala sesuatu. Kepandaian, kekuatan dan kesombongan manusia tak memiliki arti jika dibandingkan dengan kekuasaan-Nya.

Titik Nadir juga bermakna sujud; menyujudkan hati dengan serendah-rendahnya di hadapan Pencipta Yang Maha Tinggi agar bisa melihat kebesaran Sang Maha Pencipta yang sebesar-besarnya. Dengan demikian, maka raga pun akan turut bersujud dengan menghilangkan segala ego dan kesombongan, bahkan dengan menempatkan otak dan kepala lebih rendah daripada pantat, tempat manusia membuang hajat.

Titik Nadir juga bermakna kesadaran bahwa segala apa yang ada di langit dan di bumi senantiasa patuh dan taat menjalankan titah Sang Pencipta seraya bertasbih dan memuji-Nya. Kesadaran ini diikuti pula dengan pengakuan bahwa ketika seluruh jagat raya patuh, taat dan bertasbih kepada-Nya, ternyata manusia masih terus saja melakukan dosa. Oleh karenanya, Titik Nadir juga bermakna permohonan ampun manusia kepada sang Pencipta.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wow ok juga tuh kayaknya, denger donk!